Perjalanan menuju Kota Pare, Kediri - Part 2
Setelah
membayar becak yang kami tumpangi dari Stasiun Kediri. Di pertigaan Bhayangkara kami sudah
disambut entah itu angkot atau travel (saya juga tidak tahu pasti) yang menawarkan bisa mengantar kami ke kota pare. Belum juga bertanya tentang harga atau tujuan pasti dari angkot tersebut. Saya sudah dikagetkan bukan main ketika koper teman saya tiba-tiba diangkat dan dimasukkan ke
dalam mobil tersebut. Refleks saya bertanya
“Pak, angkot
meniko badhe ten pundi, trus pinten bayare?” (Pak, angkot ini mau menuju kemana
dan berapa tarifnya?)
“Pun lah limolas
ewu, kui rak bakal mandeg2 lanjut terus neng kota pare”,jawabnya. (Sudahlah,
lima belas ribu, itu tidak akan berhenti-henti lagi kok, langsung menuju kota pare)
“Walah pak,
biasane mawon namung sedoso ewu, kok ngantos gangsal welas.” (Walah pak,
biasanya saja hanya sepuluh ribu kok sekarang sampai lima belas ribu), saya beruasha menawar.
Tukang angkot
tersebut terdiam sesaat dan kemudian mejawab bahwa dia tetap bersikukuh dengan
harga lima belas tibu. Berdasarkan informasi yang sebelumnya telah saya kumpulkan dari internet, tarif tersebut merupakan tarif yang sangat mahal untuk bisa sampai ke kota pare dengan fasilitas angkot/travel seperti itu. Tak sepakat dengan tarif yang ditawarkan saya refleks memegang dan menurunkan koper teman saya.
“Nggih pun pak,
kula kalian rencang kulo mboten kesusu kok, kula tak ngangge angkot liane utawi
bus kemawon, suwun nggih pak” (Ya sudah pak, saya sama tema saya tidak
buru-buru kok. Saya bisa memakai angkot lainnya atau Bus, terima kasih pak)
Dengan muka yang
agak tidak enak akhirnya dia menyetujui dengan ongkos sepuluh ribu rupiah per
orang untuk sampai ke kota pare.
Akhirnya
perjalanan kami lanjutkan dengan
mengendarai angkot tersebut. Namun janji tinggallah janji, janji yang tadi ditawarkan oleh sopir angkot untuk langsung menuju kota pare tanpa berhenti untuk menaikkan penumpang merupakan hanya perkataan semata. Angkot tetap berhenti untuk menaikkan
penumpang, bahkan tidak cuma sekali.

Untuk mengobati kekecewaan, saya mencoba melihat keluar jendela angkot yang cukup lebar sehinggaa bisa melihat berbagai pemandangan tentang
kota kediri yang suasananya masih terkesan ramah dan adem
ayem tentrem. Hal tersebut karena Kota Kediri tak sepadat
kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang atau kota besar lainnya. Bahkan ketika kami mengobrol dengan sepasang suami istri yang juga naik di dalam angkot, mereka sangat murah senyum dan ramah kepada kami.
Perjalanan telah
kami lalui sekitar lima belas menit dan dari kejauhan kami melihat bangunan
yang mirip dengan yang ada di Paris, Perancis. Bangunan tersebut
merupakan gerbang menuju Kota Pare. Dalam batin saya mengucap “Alhamdulillah
akhirnya saya sampai juga di Kota Pare”. Perjalanan kembali dilanjutkan, sekitar 10 menit masih harus kami lalui untuk menuju ke Jalan Brawijaya di Kota Pare. Jalan tersebutlah yang merupakan inti dari kota
pare. Lagi-lagi nasib sial kami alami, walaupun kami berpesan kepada sopir angkot
untuk turun di elfast. Finally kami malah diturunkan di depan salah Distro di Pare.
Setelah turun dan membayar angkot. Kami sempat kebingungan dimana keberadaan ELFAST sebenarnya, sehingga kami bertanya kepada sebuah penjaga distro tersebut terkait keberadaan ELFAST.
Setelah turun dan membayar angkot. Kami sempat kebingungan dimana keberadaan ELFAST sebenarnya, sehingga kami bertanya kepada sebuah penjaga distro tersebut terkait keberadaan ELFAST.
“Wah keblabasan
mas sampean, ELFAST niku ten mriko”, kata penjaga toko. (Sambil menunjuk arah dimana angkot kami
datang) (Wah, anda kebablasan masa, ELFAST itu disana)
“Wah, nggih sak
kemenge mas, heheheh” (wah, ya sepegelnya kaki mas, hehehe)
Akhirnya,
setelah berfikir dua kali karena kami juga harus membawa barang bawaan yang
cukup berat, kami memutuskan untuk memakai becak sebagai angkutan kami menuju
ELFAST. Dalam situasi seperti itu ternyhata dewi fortuna masih beada dipihak kami, tak lama setelah percakapan itu dari kejauhan saya melihat becak. Setelah disepakati harga 8ribu rupiah, kami berangkat menuju
ELFAST. Akhirnya kami sampai juga di ELFAST Pare, Kediri, Jawa Timur.
Komentar
Posting Komentar