#1 Empat Mahasiswa Kurang Duit ber-Bacpacker Palembang-Jakarta-Bandung-Klaten
Siap Berangkat!! |
Kali ini saya mau ceritain cerita yang benar-benar saya alami bersama tiga sahabat saya, mereka adalah Alfandi Pradista (AP), Ahmad Hasan (AH), Meilana Hidayah (MH), (Sesuai abjab). Kalo teman-teman lihat dari judul, kenapa backpacker? Kenapa tidak travel biasa? Ada alasan kenapa kami memilih menjadi backpakcer, karena dengan backpacker kita dapat melakukan
perjalanan dengan mengeluarkan biaya seirit mungkin atau low cost travel. Dengan biaya murah tapi bisa traveling kemana aja.
Kata si MH, “Menurut teori, pengalaman adalah guru. Guru yang tidak menyenangkan karena itu pengalaman gue, dan guru yang menyenangkan karena itu juga pengalaman sahabat gue.” Ya saya sih maklum aja dia ngomong gt, dari kita berempat emang cuma si MH yang tepar ketika perjalanan dari palembang ke jakarta, apalagi pas di Kapal Fery, tepar tak berdaya. hahaha Jalan cerita ini merupakan pengalaman kami sendiri, yang benar-benar terjadi dalam hidup kami. Nama, tempat dan kejadiannya bukan merupakan rekayasa. Kalo tidak percaya silahkan cek juga di postingan si mel di 'Backpacker Palembang-Klaten'
Kata si MH, “Menurut teori, pengalaman adalah guru. Guru yang tidak menyenangkan karena itu pengalaman gue, dan guru yang menyenangkan karena itu juga pengalaman sahabat gue.” Ya saya sih maklum aja dia ngomong gt, dari kita berempat emang cuma si MH yang tepar ketika perjalanan dari palembang ke jakarta, apalagi pas di Kapal Fery, tepar tak berdaya. hahaha Jalan cerita ini merupakan pengalaman kami sendiri, yang benar-benar terjadi dalam hidup kami. Nama, tempat dan kejadiannya bukan merupakan rekayasa. Kalo tidak percaya silahkan cek juga di postingan si mel di 'Backpacker Palembang-Klaten'
Personil Backpaker |
Ya walaupun memang niatnya jalan-jalan, namun sebenarnya emang karena kita lagi nggak ada duit. hehe.
Oke, perjalanan ini berawal dari Palembang dan berakhir di kota masing-masing. MH dan saya cus menuju Klaten kemudian si AP dan AH menuju Solo. Langsung saja ke detik-detik, menit-menit, pukul-pukul dan hari-hari dimana perjalanan ini berlangsung.
Oke, perjalanan ini berawal dari Palembang dan berakhir di kota masing-masing. MH dan saya cus menuju Klaten kemudian si AP dan AH menuju Solo. Langsung saja ke detik-detik, menit-menit, pukul-pukul dan hari-hari dimana perjalanan ini berlangsung.
SEBELUM KEBERANGKATAN
![]() |
Bukti Booking yang nantinya akan ditukar dengan Tiket |
Tujuan pertama adalah
kota Lampung. Transportasi yang kami pilih dari palembang ke lampung adalah
kereta api. Jangan dikira hanya di jawa yang ada kereta api, di palembang-lampung
pun juga sudah ada. Berita bagusnya kereta di Palembang-lampung juga tidak
kalah nyaman dibanding kereta di jawa. Bahkan kereta untuk kelas ekonominya saja memiliki kereta yang sama dengan di Jawa. Nama kereta yang akan kita tumpangi adalah K.Rajabasa dengan harga tiket Rp 15.000. Harga yang sangat murah untuk
jarak 491 kilometer. Selain kereta ekonomi, sebenarnya ada juga kereta kelas bisnis yang melayani perjalanan ini dengan harga tiket sekitar
Rp.100.000 keatas. Namun kami lebih memilih K.Ekonomi, hanya satu alasannya, Murah. Hehe Walaupun murah, sedihnya malah banyak teman-teman kami yang tertawa ketika kami membeli
tiket untuk kelas ekonomi. Mereka bilang kalau di kelas
ekonomi kami akan duduk bersama ayam dan bahkan kambing. Apa iya? saya pikir.
Namun kami tetap bersikukuh menggunakan kereta ekonomi, hla mau gimana lagi orang udah beli tiketnya? Dengan statment
tersebut justru saya malah penasaran, apakah benar akan seperti itu?
Tepat tanggal 21 september kami membeli Tiket kereta api
ekonomi “Rajabasa” dengan tujuan stasiun Tanjung Karang. Pembelian tidak kami
lakukan di stasiun karena jarak antar kos dengan stasiun yang cukup jauh,
sehingga kami memilih membeli online via http://www.tiket.com. Pembayaran dilakukan lewat
ATM (Pembayaran ATM buka pada pukul 09.00-17.00). Kali ini saya dulu yang
menalangi pembayaran. Saya mentransfer Rp 67.603,- dengan rincian (Rp 15.000 x
4) + Rp 7.500,- + Rp 103,-. Rp 7.500,- adalah biaya administrasi untuk sekali
pemesanan dan Rp 103,- merupakan 3 digit unik agar mudah dideteksi bahwa telah
dilakukan pembayaran atau belum. Segera setelah melakukan pembayaran, kami
lakukan konfirmasi dan sesaat setelah itu pula kami dikirimkan satu tanda bukti
booking tiket untuk 4 orang seperti yang tersebut di postingan ini.
Hari Pertama
![]() |
Stasiun Kertapati |
Berangkat dari kos dengan Blue Bird yang udah kami booking semalam. Kata teman-teman sih kami harus berangkat jam 5 karena kami bakalan antri tiket tiket yang superb panjang, tapi kami lebih memilih berangkat agak
siang yaitu jam setengah 7. Singkat cerita jam 08.00 kami sudah sampai di stasiun kertapati, Rp
64.000,- kami rogoh dari kocek untuk membayar Taksi. Masuk ke stasiun kertapati suasana sangat ramai, dari depan loket
pembelian tiket tampak antrian yang sangat panjang bahkan sampai di luar area
stasiun. Karena baru pertama kali melakukan pembelian online, kami bingung
apakah harus menukarkan dengan tiket dahulu atau bisa langsung masuk ke dalam
peron. Refleks saya bertanya kepada petugas, beliau menjawab kami harus
menukarkan dahulu tiket elektronik kami dengan tiket asli. Mau tidak mau saya
harus ikut antri juga untuk menukarkan kertas selembar ini menjadi tiket asli. Dan beria bagusnya, loket penukaran itu sama dengan loket antrian panjang tadi pagi -_- Bzzzz
Petunjuk ke KA. Rajabasa |
Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhinrnya tiket elektronik
berhasil kami tukarkan dengan tiket asli. Segera kami masuk ke dalam peron
stasiun. Di dalam stasiun kereta kertapati tampak suasana yang tidak cukup
ramai. Tempat duduk di depan pintu masuk pun tampak lengang tak ada satu pun
orang yang mendudukinya. Tak banayk pula orang yang lalu lalang. Sembari
melangah menuju kereta rajabasa saya melihat-lihat kondisi sekitar stasiun.
Stasiun kertapati ternyata besar juga, gumam saya di dalam hati. Dari kejauhan
tampak gerbong kereta yang menunggu di Jalur 11. Namun anehnya tak tampak
lokomotif yang menggandengnya. 'Mungkin masih dipersiapkan',gumam saya lagi. Langsung kami masuk ke dalam gerbong 1 dan duduk
sesuai dengan tempat duduk yang tertulis pada tiket.
Waktu sudah menunjukkan jam 08.45. Namun belum ada tanda-tanda kereta
akan diberangkatkan. “Ngaret nih, jam Indonesia banget” kata saya. Akhirnya
setelah menunggu setengah jam kereta pun berangkat.
Perjalanan kereta sangat mengesankan menurut saya. Pelayanan dan keretanya nggak seburuk
yang dikatakan teman-teman. Tidak ada kambing atau ayam yang ada dikereta. Ya walaupun terasa panas di dalam kereta, penjual yang lalu lalang menjajakan dagangannya
dan kursi yang agak keras, tapi wajar lah untuk seukuran kereta ekonomi.
----
Sepanjang perjalanan kami banyak habiskan di Bordes kereta. Selain
sejuk dibandingkan sekedar duduk di kursi, kami juga bisa menikmati pemandangan
alam di pulau sumatera ini. Hutan karet merupakan pemandangan yang paling
dominan.
Mungkin karena daritadi lihat hutan karet kali ya, jadi jadwal jadi ikutan ngaret, jadwal tiba di tiket yang menunjukkan jam 17.30 tidak sesuai jadwal.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, keterlambatan kereta mencapai 4 jam, segingga kami baru tiba di Stasiun Tanjung Karang
pukul 21.30 WIB.
![]() |
Stasiun Tanjung Karang, Search Google |
Kami segera keluar dari kereta karena kami masih harus mencari travel untuk ke pelabuhan. Beruntung ketika mau keluar dari kereta kita bertemu dengan salah satu teman seperguruan di BC
Palembang yang sangat kebetulan dia orang Lampung asli. Akhirnya kita
dibantu mencari travel untuk melanjutnkan perjalanan ke pelabuhan Bakauheni. Cukup dua kali kami mengeluarkan jurus tawar menawar ke pemilik travel, akhirnya deal dapet Suzuki Luxio dengan tarif Rp 30.000,- per kepala.
Perjalanan stasiun tanjung karang ke pelabuhan bakauheuni normal memakan
waktu 3 jam.
Perjalanan yang lama juga saya pikir, dan ternyata benar! Perjalanan ini merupakan perjalanan yang paling lama yang pernah saya alami, ditambah kami mendapatkan fasilita superb senam jantung GRATIS! Supir mengendarai dengan kcepatan minimal 80-120 km/jam, padahal kondisi jalan berkelak kelok kayak jalan ke Tawangmangu/ Gunungkidul, lawannya pun kalo nggak Truck, Kontainer, ya Bus. Wess, beberapa kali luxio ini hampir menabrak kontainer depan karena kecepatan yang tinggi, nggak jarang pula hampir bertabrakan dengan BUS dari arah berlawanan karena menyalip dengan perhitungan yang... Bzzz, entah dia bisa ngitung apa kagak. Namun hal positifnya perjalanan hanya memakan waktu 1 jam lebih cepat dari waktu normal. Tapi kalo misal disuruh pake travel ini apa enggak, jawabannya cuma satu. Terima Kasih!
Perjalanan yang lama juga saya pikir, dan ternyata benar! Perjalanan ini merupakan perjalanan yang paling lama yang pernah saya alami, ditambah kami mendapatkan fasilita superb senam jantung GRATIS! Supir mengendarai dengan kcepatan minimal 80-120 km/jam, padahal kondisi jalan berkelak kelok kayak jalan ke Tawangmangu/ Gunungkidul, lawannya pun kalo nggak Truck, Kontainer, ya Bus. Wess, beberapa kali luxio ini hampir menabrak kontainer depan karena kecepatan yang tinggi, nggak jarang pula hampir bertabrakan dengan BUS dari arah berlawanan karena menyalip dengan perhitungan yang... Bzzz, entah dia bisa ngitung apa kagak. Namun hal positifnya perjalanan hanya memakan waktu 1 jam lebih cepat dari waktu normal. Tapi kalo misal disuruh pake travel ini apa enggak, jawabannya cuma satu. Terima Kasih!
Alhamdulillah kita selamat sampai di pelabuhan Bakauheni
pada pukul 23.30 WIB. Tujuan pertama adalah langsung mencari toilet karena
masing-masing sudah diujung tanduk. Setelah istirahat sejenak untuk membeli teh
hangat, big cola dan sedikit bekal untuk di kapal. Kita membeli tiket kapal
fery (miliknya ASDP) untuk tujuan pelabuhan Merak dengan Kapal Jatra 3 dan keberangkat
pada pukul 00.00 WIB seharga Rp 11.500,- per orang.
bagus nih cerita nya, suka keinget sma tmen klo liburan pas keadan modal nekat
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/wilayah-pemasaran-dalam-ilmu-marketing.html